Minggu, 14 Juli 2013

PERKEMBANGAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN

PERKEMBANGAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN

  • Teori Klasik

1. Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
2. Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (Amerika);
3. Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).

  • B. Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik
  • C. Teori Modern;
  • D. Teori Organisasi dan Manajemen Jepang dan Teori Z

A. TEORI KLASIK

Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain: teori organisasi spesialisasi, teori formalisma, teori struktur (the stucture theory of organization). Muncul untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
1. Teori Tipe Organisasi ( Birokrasi ) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman1864-1920

a. Ciri Birokrasi Modern ( Ideal ) :

 1. Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:

a. adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatur birokrasi,
b. adanya pendelegasian wewenang,
c. setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi). yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).

2. Adanya prinsif hierarki;

 3. Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan;

 4.Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, diperlukan pendidikan dan latihan secara terus menerus;

5.Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;

6. Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.

b) Unsur Birokrasi Ideal:

1. Hirarki,

2. Kualitas Keahlian,

3. Aspek-aspek keahlian,

4. Kewenangan dan kekuasaan yang legal.

c) Fungsi Birokrasi Ideal:

1. Spesialisasi,
2. Struktur,
3. Kemungkinan meramalkan dan kestabilan,
4. Rasionalisasi, dan
 5. Bagian dari demokrasi.

d)Strategi Untuk Mencapai Tujuan Organisasi ( 5 Prinsip ) :

1. Prinsip spesialisasi;
2. Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki;
3. Prinsip loyalitas;
4. Prinsip impersonal;
5. Prinsip uniformalitas.

 2. Teori Manajemen Ilmiah ( Scientific Manajement, 1911 ) oleh Fredrick Winslow Taylor (Amerika) ;

 a) Prinsip :

1. Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga dapat dihemat bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam produksi),

2. Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya;

3. Seleksi pegawai secara ilmiah;

4. Kerjasama antara pengawas dan pegawai;

5. Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai secara wajar.

b) Manajemen Ilmiah :
 (berhubungan dengan manajemen inisiatif dan insentif)

1. Penghematan dalam mendidik pekerja yang magang dalam satu perusahaan;
2. Penghematan dalam pemakaian material belajar;
3. Menghemat waktu dan menghindari perpindahan tempat kerja;
4. Menghemat waktu dalam tukar menukar alat kerja;
5. Keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan dengan sitem berulang;
 6. Dalam pembagian tugas pekerjaan, disarankan mengganti pekerjaan tangan manusia dengan mesin;

 c) Kesimpulan :

1. Menerapkan “one best way” dalam melaksanakan pekerjaan;
 2. Menyeragamkan cara melakukan pekerjaan dengan mempelajari gerak dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan satu pekerjaan (time and motion studies);
 3. Melakukan seleksi pekerjaan sesuai dengan tugas khusus yang akan dilaksanakan dan pegawai dilatih secara efisien sebelum melaksanakan tugas;
4. Upah/gaji dibayar berdasarkan potongan kerja yang telah diselesaikan (piece rate system) oleh seseorang dan bukan perkelompok kerja;
5. Pegawai dirangsang untuk melampaui target yang telah ditentukan dengan cara memberikan bonus.

d) Scientific Management

1. Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan pisik pekerjaan (hubungan pegawai dan pekerjaannya/manusia dan alat/mesin);
 2. Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin dan yang bersifat repetitive;
 3. Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan melakukan penelitian terperinci terhadap pekerjaan untuk menentukan bagaimana yang paling efisien suatu pekerjaan harus dilakukan;
 4. Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah (operasional/bengkel kerja);
 5. Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari tingkat bawah organisasi ke tingkat atas).

e) Efisiesi

1. Tanpa tolok ukur;
2. Dengan tolok ukur.
a. Segi produktivitas (hasil/output)
b. Segi penghematan (pengorbanan/input)

 f)Tanpa Tolok Ukur

1. Segi produktivitas/hasil/output dengan pengorbanan yang sama, hasil berbeda (hasil tinggi=efisien, hasil rendah=tidak efisien).
2. Segi penghematan/pengorbanan/input dengan pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama (kecil pengorbanan=efisien, besar pengorbanan=tidak efisien).

g)Dengan Tolok Ukur

1. Segi hasil/output/produktivitas perbandingan antara hasil minimum yang ditetapkan dengan hasil ril yang dicapai (efisien=hasil ril>hasil minimal ditetapkan; normal=hasil ril=hasil minimal ditetapkan; tidak efisien=hasil rilpengorbanan maksimal ditetapkan).

2. segi pengorbanan/input/penghematan perbandingan antara pengorbanan maksimal yang ditetapkan dengan pengorbanan ril (efisien=pengorbanan ril pengorbanan maksimal ditetapkan). 

 3. Teori Administrative ( Prinsif - Prinsif Organisasi) 

(Henry Fayol, D.S. Pugh, 1971) oleh Henry Fayol (Prancis)

a) Ada 10 Prinsif organisasi 

1. Penetapan tujuan yang jelas; 
2. Kesatuan perintah (the principle of unity of command); 
 3. Keseimbangan; 
 4. Pendistribusian pekerjaan (the principle of distribution of work); 
5. Rentang pengawasan (the principle of span of control); 
6. Prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of authority); 
 7. Prinsip departementasi (the principle of departementation); 
8. Prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of the right man in the right place); 
9. Prinsip koordinasi (the principle of coordination); 

10. Prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan. b) Prinsif-prinsif Organisasi dan Manajemen: 

1. Pembagian tugas/pekerjaan (spesialisasi); 
2. Kewenangan dan tanggung jawab; 
3. Disiplin; 
4. Kesatuan komando; 
5. Kesatuan arah; 
6. Kepentingan pribadi tunduk kepada kepentingan umum organisasi; 
7. Imbalan jasa; 
8. Sentralisasi; 
9. Rantai skala; 
10. Ketertiban (the right man in the right place on the right time); 
11. Kewajaran; 
12. Kestabilan organisasi; 
13. Inisiatif; 
14. Kebanggaan kesatuan (I’espirit de corps).

 c) Prinsif Organisasi Fayol: 

1. Pembagian tugas pekerjaan; 
2. Kesatuan pengarahan; 
3. Sentralisasi;
4. Mata rantai, tingkat jenjang organisasi

 d) Prinsif Organisasi Max Waber : 

1. Keahlian Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus didasarkan keahlian, sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik; 
2. Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya; 
3. Jenjang hirarki Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit dalam organisasi; 
 4. Formalitas Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi; 
5. Meritokrasi system Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem kecakapan (maritokrasi system). 

e) Kesimpulan:

1. Formulation of the objectives (perumusan tujuan-jelas, dimengerti, dipahami, dan diterima); 
2. Devision of work (pembagian tugas pekerjaan)/distribution of work (pembagian tugas)/homogenetise assignment (pembagian kerja)/devisionisasi (departementasi); 
3. Delegation of authority and responsibility (pelimpahan wewenang dan tanggung jawab-seimbang); 
4. Level of herarchy (banyaknya tingkat hierarkis)/span of control (rentang pengawasan); 
5. Unity of direction (kesatuan arah)/unity of command (kesatuan perintah); 
6. Understanding by the individual of his own task and the task of the whole (memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara keseluruhan)/the right man in the right place on the right time (penempatan orang sesuai keahlian dan waktu); 
7. Struktur organisasi sederhana dengan pola dasar relatif permanen; 
8. Security of tenure (jaminan jabatan); 
9. Balas jasa setimpal dengan jasa yang diberikan; 
10. Koordinasi. 

f) Hubungan Antara Pemikiran-Pemikiran Teori klasik Erat sekali, pada beberapa asfek keduanya adalah identik (persamaan teori birokrasi dan teori administrative) : 

1. Bersifat deduktif, menjelaskan secara luas dan melihat organisasi secara normatip,
2. Sebagai satu kesatuan yang lahir secara abstrak sebagai suatu konsep mental, 
3. Mendukung organisasi formal yang mengambil untung dari spesialisasi (suatu ciri dasar organisasi formal),
4. Menekankan segi objektif, rasionalitas, kepastian, hierarki, dan profesional serta menghasilkan organisasi formal dengan karakteristik sama; 
5. Memfokuskan pada struktur organisasi dan manusia (dimulai dari tingkat atas, pandangan bersifat makro dan berorientasi top down).

 B. TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN NEO KLASIK (Hugo Munstenberg, Chester I. Barnard, Argyris, Elton Mayo dkk) 

organisasi sebagai struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain yang terjadi bila orang bekerjasama. 

1. Pendekatan : ( Teoritis dan Empiris.) 

 Human relations movement (pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap orang berbeda, mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan keadaan, sikap, kepercayaan dan motivasi hidup masing-masing. Dalam bekerja, manusia tidak mungkin terlepas dari keunikan, tetapi akan mempengaruhi tindakan dan cara berfikir. Faktor yang mendekatkan orang satu sama lain adalah faktor kesamaan (daerah, kegemaran, profesi, kepercayaan dan ideologi). Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk organisasi informal yang selalu membayangi organisasi formal. Seorang pemimpin harus menyadari dan memperhitungkan kehadiran organisasi informal dalam menganalisis masalah organisasi formal 

2. Elemen-Elemen

 a. Indidvidu, 
 b. Kelompok kerja (organisasi informal), 
c. Manajemen partisipatif, 

3. Tujuan Dilaksanakan Human Relations 

a. Kepuasan psikologis pegawai; 
b. Moral tinggi; 
c. Disiplin tinggi; 
d. Loyalitas tinggi;
e. Motivasi tinggi. 

C. TEORI MODERN (dikembangkan tahun 1950-an) Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan. 

1. Karakteristik Teori Modern: 

a. Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi, 
b. Mempertimbangkan semua elemen, organisasi, 
c. Memandang organisasi sebagai suatu sistem, 
d. Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya, 
e. Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan. Multidisiplin.

Rabu, 17 April 2013

Jenis dan Macam Kepemimpinan

penelitian yang dilakukan Fiedler yang dikutip oleh Prasetyo (2006) ditemukan bahwa kinerja kepemimpinan sangat tergantung pada organisasi maupun gaya kepemimpinan (p.27). Apa yang bisa dikatakan adalah bahwa pemimpin bisa efektif ke dalam situasi tertentu dan tidak efektif pada situasi yang lain. Usaha untuk meningkatkan efektifitas organisasi atau kelompok harus dimulai dari belajar, tidak hanya bagaimana melatih pemimpin secara efektif, tetapi juga membangun lingkungan organisasi dimana seorang pemimpin bisa bekerja dengan baik.Lebih lanjut menurut Prasetyo, gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Selain itu menurut Flippo (1987), gaya kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu (p.394). Menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002), Lewin menyimpulkan ada tiga gaya kepemimpinan; gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laissez-Faire (Kendali Bebas). Kepemimpinan merupakan masalah yang mempunyai banyak segi.  Oleh karena itu, kita dapat memandangnya dari berbagai sudut: cara pengangkatannya, keresmian kedudukannya, kemampuannya, gaya kepemimpinannya.Dari perbedaan sudut pandang itu kita dapat mengelompokkan pemimpin menjadi beberapa jenis :


1.      Pemmipin keturunan  ( Pemimpin paksaan)
 
 Seseorang dapat menjadi pemimpin dengan berbagai cara.  Ada yang karena keturunan seperti raja-raja zaman dahulu atau kiai di pesantren.  Ada yang karena dipilih menurut aturan pemilihan tertentu, seperti Presiden.  Ada yang ditunjuk oleh penguasa yang lebih tinggi, seperti kepala kantor di Indonesia.  Ada yang begitu saja tumbuh menjadi pemimpin, seperti kebanyakan pemimpin informal dalam masyarakat pedesaan.  Ada yang karena dipaksa oleh keadaan yang mendesak, seperti para tokoh kemerdekaan di pelbagai negara ketika terjadi perebutan kekuasaan.



2.     Pemimpin resmi  (pemimpin tidak resmi)
Pemimpin resmi adalah pemimpin yang menduduki kursi kepemimpinan yang termasuk dalam suatu lembaga tetap dalam masyarakat.  Presiden, menteri, gubernur, kepala desa, adalah contoh pemimpin resmi dalam megara Indonesia.  Mereka ini mempunyai nama jabatan dan tugas tanggung jawab yang sudah dirumuskan dengan tegas.  Sedangkan pemimpin tidak resmi adalah pemimpin yang tidak menduduki suatu tempat tertentu dalam kerangka struktur kemasyarakatan.  Mereka ini tidak memiliki nama jabatan serta tidak dibebani tugas dan tanggung jawab yang jelas.  Namun daya kepemimpinannya terasa dalam peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang penting.  Mereka mampu menggerakkan dan mengarahkan kegiatan sekelompok orang tertentu untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita bersama.
3.     Pemimpin ideologis  ( pemimpin eksemplaris)
 Kepemimpinan menyangkut tiga hal pokok: tujuan dan cita-cita, organisasi kerja, dan kepribadian.  Dalam diri seorang pemimpin ketiga hal itu harus ada.  Namun, ketiga unsur itu tidk harus memiliki kekuatan yang sama.   Ada yang disebut sebagai pemimpin ideologis.  Pemimpin jenis ini mungkin tidak ahli dalam menyusun rencana kerja dan pelaksanaannya.  Mungkin juga dia tidak memiliki pribadi yang mengesankan.  Namun, dia dianugerahi pikiran yang hidup.  Otaknya penuh dengan gagasan-gagasan yang bagus.  Dia kaya dengan visi yang tinggi-tinggi.  Dan, hebatnya lagi, dia mampu merumuskan gagasan dan visi itu secara tepat dan dapat mengkomunikasikannya kepada para pengikutnya dengan cara yang memikat.  Melalui gagasan dan visinya itu pemimpin ideologis dapat mempengaruhi dan menggerakkan para pengikutnya.  Bahayanya, pemimpin seperti ini mungkin dapat berbicara tentang hal-hal yang muluk dengan cara yang menarik, namun pada umumnya dia tidak mampu membantu para pengikutnya untuk mewujudkan gagasan-gagasan tersebut.  Pemimpin jenis ideologis ini perlu didampingi oleh pembantu-pembantu yang mampu menangkap gagasan-gagasan dan visi-visi pemimpin serta menyusun rencana kerja yang sesuai untuk mewujudkan gagasan-gagasan tersebut.
4.     Pemimpin organisatoris.
Pemimpin jenis ini mungkin hanya mempunyai pikiran-pikiran yang sederhana dan tidak fasih berbicara.  Tetapi dia pandai menggerakkan orang melalui kecakapan organisatorisnya.  Dia dapat menyusun rencana kerja yang jitu.  Dia dapat mengatur kerja sama yang efisien.  Dia dapat menolong mereka yang ada di bawah pimpinannya mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.  Berkat kecakapan organisatorisnya, pemimpin ini berhasil menyatukan dan menggerakkan orang.  Bahayanya, pemimpin jenis ini dapat menjadi sedemikian sibuk dengan organisasi, administrasi dan hasil kongkrit yang mau dicapai bersama sehingga melupakan faktor manusia dan dimensi yang lebih luas dari tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai.  Pemimpin organisatori perlu didampingi dengan penasihat yang dapat menjadi sumber inspirasi dan yang dapat menunjukkan secara lebih luas dan mendalam segi-segi yang terkandung dalam tujuan dan cita-cita bersama itu.
5.     Pemimpin karismatik.
Pemimpin jenis ini mampu menggerakkan orang lain melalui kekuatan pribadinya.  Entah apa sebabnya, kehadirannya selalu menimbulkan pesona.  Ada yang selalu menarik pada dirinya.  Karena tertarik kepada pribadinya, orang mudah mengikutinya, mendengarkan nasihatnya dan mentaati perintahnya.  Bahayanya, karena para pengikutnya lebih tertarik kepada pribadinya daripada apa yang dikerjakannya demi tercapainya tujuan dan cita-cita bersama, usaha bersama mudah menyimpang dari tujuan semula.  Pemimpin jenis ini membutuhkan pendamping yang dapat menjadi sumber gagasan dan pengatur kerja dari usaha bersama itu.

6.     Pemimpin eksemplaris
Pemimpin jenis ini mungkin tidak memiliki gagasan-gagasan yang hebat, daya penggerak masa yang dahsyat atau daya tarik pribadi yang aduhai.  Tetapi di memiliki citra hidup yang menjadi sumber pengaruh dan penggerak yang tidak dapat diragukan.  Pemimpin ini mampu menciptakan irama dan gaya hidup yang mengesankan.  Dengan menyaksikan gaya hidup pemimpin itu, orang lain merasa tergerak, ditarik dan dibuat semangat, bukan menuju ke pribadi pemimpin itu melainkan kepada nilai yang dihayatinya dan cita-cita yang melandasi hidupnya.  Dengan praktek hidupnya, diam-diam orang itu mengajak orang lain untuk menghayati dan mengejar nilai dan cita-cita hidup yang bukan sembarangan.  Dengan teladan hidupnya, dia menjadi sumber dorongan dan semangat bagi orang-orang lain.  Pemimpin eksemplaris, pemimpin teladan, memimpin orang lain dengan hidupnya sendiri. 
Idealnya, setiap pemimpin harus memiliki keempat ciri itu.  Setiap pemimpin harus mampu mempersatukan keempat jenis kepemimpinan itu dalam dirinya.  Tetapi, dalam kenyataannya, hal yang ideal itu belum tentu dapat terpenuhi.  Oleh karena itu, apapun jenis seorang pemimpin, dia harus menyadari kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya.  Dia harus memanfaatkan apa yang baik dalam dirinya demi tujuan dan cita-cita bersama.  Namun sementara itu, dia harus sadar akan kekurangannya dan harus melengkapi apa yang kurang dalam dirinya itu. 
7.     Pemimpin otokratis ( pemimpin demokratis)
Agar dapat menjalankan tugasnya setiap pemimpin diberi wewenang atau kekuasaan.  Berdasarkan wewenang itu seorang pemimpin dapat membimbing, mengantar, mengarahkan, menyatukan dan menggerakkan para pengikutnya menuju ke tujuan dan cita-cita bersama.  Perbedaan cara penggunaan wewenang ini menciptakan gaya kepemimpinan yang berlainan.  Pada dasarnya, kita mengenal tiga gaya kepemimpinan: gaya otokratis, liberal,  dan  demokratis.

 
SUMBER : AKADEMI PIMPINAN PERUSAHAAN JAKARTA

teori-teori lahirnya kepemimpinan

Dalam lahirnya kepemimpinan ada yang mendasari lahirnya kepemimpinan tersebut, ada beberapa teori kepemimpinan :

1. Teori Kelebihan Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal yaitu:

 a. Kelebihan ratio, adalah kelebihan dalam menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

 b. Kelebihan rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada bawahannya dan seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena dasarnya pemimpin merupakan panutan bagi para pengikutnya.

c. Kelebihan badaniyah, berarti seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniyah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkan untuk bertindak cepat.  

 2. Teori Sifat Pada dasarnya teori sifat sama dengan teori kelebihan, teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih daripada yang dipimpin. Hendaknya pemimpin memiliki sifat-sifat positif sehingga para pengikutnya menjadi pengikut yang baik.

 3. Teori Keturunan Teori keturunan disebut juga teori pembawaan lahir ada juga yang menyebutnya teori genetis. Menurut teori keturunan, seseorang dapat menjadi pemimpin adalah karena keturunan atau warisan.

 4. Teori Kharismatis Menyatakan bahwa seorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai kharisma (pengaruh) yang sangat besar. Kharisma itu diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa. Pemimpin yang bertipe kharismatis biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.

 5. Teori Bakat Teori bakat disebut pula teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin itu lahir karena bakatnya.

6. Teori Sosial Beranggapan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin, setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi kesempatan.

Selasa, 16 April 2013

Sejarah Timbulnya Kepemimpinan

Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut   muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli



1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling).


4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques).

6. Kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut (John C. Maxwell). Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi.


7. Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus (Young).

8. Kepemimpinan sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya (Moejiono, 2002).

9. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.

10. Kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang-orang memberikan kontribusi terhadap keefektivan dan kesuksesan organisasi (House et al, 1999).

11. Kepemimpinan merupakan proses membangun rasa atas apa yang dilakukan bersama sedemikian rupa sehingga orang-orang memahami apa yang dilakukan dan bertanggungjawab (Drath & Palus, 1994).

12. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menapaki budaya dan secara evolusioner mulai berusaha mengubah proses-proses sehingga lebih adaptif (E.H.Schein, 1992).

13. Kepemimpinan adalah menyangkut pengartikulasian visi, pembentukan nilai-nilai, dan menciptakan lingkungan sehingga segala sesuatunya dapat diselesaikan (Richards & Engle, 1986).


14. Kepemimpinan merupakan latihan (exercise) yang memobilisasi orangorang secara institusional, politik, psikologis, dan sumberdaya lain sedemikian rupa, untuk membangkitkan, mengikutsertakan, dan memuaskan motif-motif para pengikut (Burns, 1978).

15. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn, 1978).

16. Kepemimpinan merupakan perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk meraih tujuan bersama (Hemphill & Coons, 1957).

17. Menurut Katz dan Kahn berbagai definisi kepemimpinan pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar yakni “sebagai atribut atau kelengkapan dari suatu kedudukan, sebagai karakteristik seseorang, dan sebagai kategori perilaku”.

18. Kepemimpinan adalah jenis khusus hubungan kekuasaan yang ditentukan oleh anggapan para anggota kelompok bahwa seorang dari anggota kelompok itu memiliki kekuasaan untuk menentukan pola perilaku terkait dengan aktivitasnya sebagai anggota kelompok (Janda).

19. Kepemimpinan melibatkan seperangkat proses pengaruh antar orang. Proses tersebut bertujuan memotivasi bawahan, menciptakan visi masa depan, dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan (Sweeney dan McFarlin, 2002)

20. Kepemimpinan berkaitan dengan anggota yang memiliki kekhasan dari suatu kelompok yang dapat dibedakan secara positif dari anggota lainnya baik dalam perilaku, karakteristik pribadi, pemikiran, atau struktur kelompok (Watkins, 1992).
21. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sutarto).

22. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan pekerjaan bersama menuju suatu tujuan tertentu (Sondang P. Siagian).

23. Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Ordway Tead).

24. Kepemimpinan adalah hubungan yang erat ada dalam diri orang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja sama secara
sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai keinginan pemimpin (George Terry).

25. Kepemimpinan adalah kemampuan membuat orang-orang bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin (Franklin G. Mooore).


 


 
SUMBER : AKADEMI PIMPINAN PERUSAHAAN JAKARTA

Senin, 15 April 2013

PENGERTIAN MANAJEMEN


Manajemen adalah proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.



BEBERAPA DEFINISI MANAJEMEN

         GIBSON : Adalah proses yg dilakukan oleh satu atau lebih individu utk    mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yg tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri.

         MARY P.FOLLETT : Sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan (“the art of getting things done through people”).

         STONER : Proses POSDC dari usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya lainnya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

         ROBBINS : adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.




PRINSIP UMUM MANAJEMEN  :
-        
   
Pembagian Kerja : Pekerjaan sebaiknya dibagi dan dibagi  lagi kedalam elemen yang paling kecil untuk memperoleh keunggulan dari spesialisasi.
 
Wewenang dan Tanggung Jawab : Tiap pegawai tetap sebaiknya diberi delegasi wewenang yang cukup untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab penugasan pekerjaan.
Disiplin. Karyawan seharusnya mematuhi apapun perjnjian yang ada, yang dinyatakan secara jelas diantara mereka dan organisasi; manajer sebaiknya memberi sangsi yang adil atas seluruh kejadian pelanggaran disiplin.

Kesatuan Perintah : Karyawan sebaiknya menerima perintah dari dan tanggung jawab hanya kepada satu atasan.

Kesatuan Arah : Aktivitas-aktivitas yang memiliki tujuan sama sebaiknya dikelompokkan bersama dan beroperasi di bawah rencana yang sama. 

Kepentingan Umum : Mengutamakan kepentingan organisasi dari pada kpentingan individu.

Penggajian Karyawan : Pembayaran seharusnya didasarkan pada pecapaian sasaran penugasan pekerjaan.

Pemusatan / Sentralisasi : Wewenang seharusnya didelegasikan seimbang dengan tanggung jawab.

Herarkhi / Garis Kewenangan : Sebuah rantai perintah yang tak putus-putusnya seharusnya ada melalui semua pengarahan dan aliran komunikasi.

Ketertiban / Perintah : Setiap pekerjaan sebaiknya didefinisikan degan jelas sehingga pegawai tetap memahami perintah tersebut dan hubungannya dengan pekerjaan lain. 

Keadilan dan Sikap : Peraturan dan perjanjian yang dibuat diselenggarakan secara cukup terbuka.

Stabilisasi Staf Organisasi : Karyawan seharusnya didorong untuk mengembangkan loyalitas kepada organisasi dan membuat komitmen jangka panjang.

Prakarsa (Inisiatif) : Karyawan sebaiknya didorong untuk berani membuat keputusan di dalam batas-batas wewenang yang didelegasikan dan pekerjaan yang didefinisikan.

Semangat Korps : Karyawan sebaiknya didorong untuk mendefinisikan kepentingannya dengan kepentingan organisasi dan dengan demikian mencapai kesatuan usaha






FUNGSI MANAJEMEN

Fungsi : Uraian tugas pokok

Tugas pokok manajemen, menurut George R. Terry :

  1. Planning (Perencanaan)
  2. Organizing (Pengorganisasian)
  3. Actuating (Penggerakan)
  4. Controlling Pengawasan)

Menurut Louis Allen : 1. Leading                         
                                      2. Planning
                                      3. Organizing
                                      4. Controlling

Menurut Harold Koontz & Cyril O’Donnel :

  1. Planning
  2. Organizing
  3. Staffing
  4. Directing
  5. Controlling
Dsb. Menurut pakar lainnya


PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN


1.  Pendekatan empiris mempelajari manajemen dgn cara menganalisis
     pengalaman2 atau kejadian-kejadian yang telah lalu.

2.  Pendekatan perilaku interpersonal sejenis pendekatan perilaku yang berorientasi pada ilmu jiwa
     perorangan.

3.  Pendekatan perilaku kelompok pendekatan manajemen yg dilakukan dgn mempelajari dari
     segi pola perilaku dalam kelompok.

4.  Pendekatan sistem sosial kerjasama pendekatan ini menganggap dgn sistem sosial kerjasama
     manajemen akan lebih berhasil karena manusia pada dasarnya ingin kerjasama.
 

5.  Pendekatan teori keputusan lebih menekankan dengan memilih alternatif tindakan yang
     terbaik dgn memperhatikan aspek psikologikal sosiologikal.

6.  Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan yg memandang suatu organisasi sebagai sistem yang telah dipersatukan yg terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan. 
   
 
7. Pendekatan ilmu manajemen pendekatan ilmu manajemen sebagaimana ilmu yg lain dalam
    menyelesaikan masalah melalui proses matematik, konsep2,simbol2, dan model2. Konsep yg terkenal dan banyak dipakai dalam adalah konsep operation research.
8. Pendekatan kontingensi sejenis pendekatan yg disesuaikan dgn situasi dan kondisinya.
    karena metode2 yg efektif belum tentu berlaku pada situasi yg berlainan.
9. Pendekatan peran manajerial adalah suatu jenis pendekatan yg dilakukan dgn mempelajari
    peran-peran manajer.
10. Pendekatan 7 s dari mc kenseg
      a. Strategi       = kiat-kiat
      b. Struktur     = hirarki
      c. Sistem            = kumpulan sub-sub sistem
      d. Style              = gaya kepemimpinan
      e. Staf                = dgn struktur yg ada mendukung / tidak
      f. Share value = nilai tambah yg diperoleh
      g. Skill               = kemampuan yg dimiliki  
11. Pendekatan kultur ( hampir sama dgn pendekatan kontingensi). Tapi lebih menekankan pada kultur / budaya setempat.
   

SUMBER : AKADEMI PIMPINAN PERUSAHAAN JAKARTA